KELOMPOK TEKMED ( Teknik Elektromedik )
Nama/NIM :

LAB.
PERALATAN RADIOLOGI
PROGRAM
STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN
TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK
KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
2016
GENERAL X-RAY 3 FASA
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum yag berjudul General X-Ray 3 Fasa ini
dengan baik dan tepat waktu.
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui X-ray 3 Fasa secara umum dan mempelajari komponen apa saja yang
menjadi penyusun General X-Ray 3 Fasa tersebut.
Dengan selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
- Dosen Mata kuliah Praktikum Peralatan Radiologi III, Bapak Tri Bowo Indrato.
- Orangtua kami yang selalu mendoakan serta mendukung kelancaran pembuatan laporan ini.
- Rekan-rekan sekelompok dan teman-teman lainnya yang sudah membantu menyusun dan memberi masukan penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.
Surabaya, 29 Maret 2016
Penulis,
Pendahuluan
Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan
studi dan penerapan teknologi pencitraan seperti x-ray dan radiasi untuk
mendiagnosa dan mengobati penyakit.
Ahli radiologi
langsung sebuah array dari teknologi pencitraan (seperti USG, computed
tomography (CT), kedokteran nuklir, tomografi emisi positron (PET) dan
pencitraan resonansi magnetik (MRI)) untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit.
Radiologi intervensi adalah kinerja (biasanya minimal invasif) prosedur medis
dengan bimbingan teknologi pencitraan. Akuisisi pencitraan medis biasanya
dilakukan oleh ahli radiografi atau teknolog radiologis.
Tujuan
a.
Untuk mempelajari X-Ray 3 Fasa
secara umum.
b.
Untuk mempelajari lebih dalam
komponen-komponen penyusun General X-Ray 3 Fasa.
2.
Alat dan Bahan
a.
Alat
- Obeng
- Tang
- Multimeter
b.
Bahan
- Control table
- HTT Tank
- X-Ray tube unit
- Patient table
3.
Analisis Kerja Rangkaian
Penjelasan Rangkaian General X-Ray 3 Phase :
Ketika
main switch ditekan ke posisi ON kontaktor 1 aktif, kemudian tegangan PLN 3
phase masuk ke primer autotransformator melalui sambungan delta yang sebelumnya
sudah melewati fuse pengaman. Besarnya tegangan yang masuk dapat diketahui pada
Line Volt Meter. Tegangan yang masuk pada alat harus persis menunjukkan pada
indikator yang ditentukan. Jika tegangan tidak sesuai dapat diatur dengan
menggunakan Line Voltage Compensator yaitu dengan menambah atau mengurangi
lilitan autotrafo. Lalu pada sekunder autotrafo terdapat pemilihan KV mayor
& KV minor untuk memilih besarnya beda
potensial antara anoda dan katoda pada insert tube.
Selanjutnya
output pemilihan KV Mayor terhubung dengan kontaktor 2 yang jika push button
ekspose ditekan, kontaktor akan aktif dan menghubungkan tegangan ke HTT. Hal
itu terjadi sesuai dengan pengaturan waktu pada timer. Output KV Mayor & KV
Minor disambung ke input primer HTT dengan sambungan delta karena pada primer
HTT memerlukan tegangan yang kecil dan arus yang besar.
Output sekunder
HTT dihubungkan dengan diode sebagai penyearah gelombang dengan output +V1
terhubung ke PB pemilihan tabung dan anoda tabung I, II, atau III. Output –V1
& +V2 terhubung ke mA sebagai penunjuk arus tabung. Output –V2 terhubung ke
common (0) sekunder trafo filament.
Input primer
trafo filament ada 2 yang seperti saklar dihubungkan ke salah satu phase R, S,
atau T; sedangkan input satunya dihubungkan ke common (0). Input dengan
pengaturan seperti saklar itu digunakan untuk pemilihan small focus / large
focus. Lalu untuk sekunder HTT terdapat 3 output-an yaitu tegangan untuk small
focus, large focus, dan common (0). Output-output tadi terhubung ke 3 set
kontaktor yang masing-masing untuk mengendalikan/mengatur sambungan tegangan ke
katoda pemilihan tabung yaitu tabung I, II, atau III.
4.
Pembahasan
I.
Sejarah
Sinar¬X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman
Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja
menggunakan tabung Crookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg. Dia
mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes.
Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dengan
harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup
ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen menyimpulkan bahwa ada
sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut. Pada saat
Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau
mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat daribar
ium platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik
dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa
sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda.
Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar X.
Dalam perkembangan berikutnya, sinar X dibangkitkan
dengan jalan menembaki target logam dengan lektron cepat dalam suatu tabung
vakum sinar katoda. Elektron sebagai proyektil dihasilkan dari pemanasanf il
ame n yang juga berfungsi sebagai katoda. Elektron dari filamen dipercepat
gerakannya menggunakan tegangan listrik berorde 102 ¬ 106 Volt. Elektron yang
bergerak sangat cepat itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom
tinggi dan suhu lelehnya juga tinggi. Target logam ini sekaligus juga berfungsi
sebagai anoda. Ketika elektron berenergi tinggi itu menabrak target logam, maka
sinarX akan terpancar dari permukaan logam tersebut.
Pada dasarnya pesawat sinarX terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
tabung sinarX, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua
elektrode dalam tabung sinarX, dan unit pengatur.
II.
Proses Terjadinya Sinar X

Gambar 1 Konstruksi Pesawat Sinar X
Proses pembentukan sinar-X
pada pesawat sinar-X adalah sebagai berikut:
1. Arus listrik akan
memanaskan filamen sehingga akan terjadi awan elektron disekitar filamen
(proses emisi termionik).
2. Tegangan (kV) di
antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan menyebabkan elektron-elektron
bergerak ke arah anoda.
3. Fokus (focusing
cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan
elektron-elektron (berkas
elektron) menuju target.
4. Ketika berkas
elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi pada atom-atom target,
sehingga akan dipancarkan sinar-X karakteristik, dan proses pembelokan
(pengereman) elektron sehingga akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.
5. Berkas sinar-X
yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan bremstrahlung, dipancarkan
keluar tabung melalui window.
6. Pendingin
diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian besar energi pada saat
elektron menumbuk target akan berubah menjadi panas.
III.
Bagian – bagian Pesawat Rontgen
a.
Control Table

Gambar 2. Control Table
Fungsi tiap komponen
:
1. Main
Switch
Berfungsi
untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.
2.
Line Voltage Meter
Berfungsi untuk
mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau penurunan.
3.
Autotrafo
Berfungsi untuk
memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara
menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah
transformator yang kumparan primer dan kumparan sekundernya menjadi satu dalam
satu core.
4.
Line voltage compensator
Berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan
pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN.
5.
KVP selector Mayor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih
besarnya beda potensial
antara anoda dan katoda, yang besar
selisih tiap terminal x 10 KV
6.
KVP selector Minor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih
besarnya beda potensial
antara anoda dan katoda, yang besar
selisih tiap terminalnya 1 KV.
7.
mA Kontrol
Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang
kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan.
8.
mA limiter
Berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen, maksudnya agar tegangan
pemanas filamen di atas sesuai dengan kemampuan kapasitas filamen tabung
rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut memberi pemanasan yang normal.
9. Timer control
Berfungsi untuk menentukan lamanya
penyinaran.
10. Rad/Flor Selector
Berfungsi untuk memilih radiografi
atau fluorcopy.
11. Tombol Ready
Berfungsi untuk melakukan ready.
12. Tombol Exposure
Berfungsi untuk melakukan expose.
13. Emergency switch
Untuk memberhentikan segala proses
yang sedang dilakukan oleh pesawat rontgen dalam keadaan emergency.
b.
HTT Tank

Gambar 3. Rangkaian Supply HTT dan filament
Fungsi dari
tiap komponen :
- HTT

Gambar 4. Trafo HTT
Berfungsi untuk memberikan beda potensial antara anoda dan katoda
dimana anoda harus selalu mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu
mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron bebas yang ada disekitar
katoda dapat ditarik ke anoda.
- Trafo Filament
Berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai
katoda..
Terdiri dari bahan Tungsten yang mempunyai titik lebur
yang tinggi 3600 oC dengan nomor atom 74. Filamen ini berfungsi
sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda
- Rectifier
Berfungsi
sebagai penyearah tegangan tinggi sebagai input anoda agar kualitas gambar yang
dihasilkan lebih bagus.
4. Tube
selector switch
Berfungsi
untuk memilih tabung yang akan digunakan.
5. Olie
Berfungsi
sebagai pendingin.
c. X ray Tube Unit

Gambar 5. X ray Tube Unit
Fungsi
dari tiap komponen :
1.
Tube Housing

Gambar
6. Tube Housing
Dinding bagian luar tabungdisebut rumah tabung ,terbuat
dari metal, bagian dalamnya terbuat dari lapisan timbal (Pb), Fungsi dinding
ini agar dapat menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Rumah tabung juga
dilengkapi sambungan kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT.
2.
Insert Tube
Terbuat dari kaca (pyrex) yang tahan panas, karena pada
saat pengeksposan hanya ada 1% sinar-X, dan 99%nya adalah panas. Di dalam insert tube terdapat bagian-bagian
yaitu tabung kaca hampa udara, anoda dan katoda.
a. Anoda
Elektroda positif biasa juga
disebut sebagai target jadi anoda disini berfungsi
sebagai tempat tumbukan elektron. Ada 2
macam anoda yaitu anoda diam dan anoda putar.
1)
Anoda diam (Stationary Anode)
Anoda diam pada tabung sinar-X terbuat dari plat tungsten
kecil karena lebih efisien dalam menghasilkan sinar-X, dan mempunyai titik
lebur yang tinggi sekitar 3400oC sehingga mampu menahan suhu tinggi
yang dihasilkan dan juga tungsten baik u
ntuk menyerap panas.

Gambar 7 Tabung Rontgen dengan
Anoda Diam
2)
Anoda putar (rotating anode)
Anoda putar terbuat dari bahan
tungsten. Perputaran anoda dalam tabung sinar-X tersebut mengakibatkan tumbukan
berkas elektron akan merata dan mampu menahan panas yang ditimbulkan dari
tumbukan berkas elektron tersebut, walaupun dengan waktu eksposi yang lama.

Gambar 8. Tabung Rontgen dengan Anoda Putar
b. Katoda
Katoda / filament terbagi 2, yaitu :
1) Katoda Direct
Disebut juga katoda langsung yaitu filament yang sekaligus
berfungsi sebagai katoda.
2) Katoda Indirect
Disebut
juga katoda tak langsung yaitu filament hanya berfungsi sebagai sumber elektron
sedangkan katodanya dipisah (didepan filament), katodanya bisa terhubung dengan
transformator filament atau dengan sumber lain.
Pada katoda juga dipasang Focussing Cup yaitu alat yang
menyerupai mangkok untuk mengfokuskan
jalannya electron dari anoda ke katoda.
3.
Kolimator
Kolimator merupakan salah satu bagian dari pesawat
sinar-X yang memiliki fungsi untuk pengaturan besarnya ukuran lapangan
radiasi. Kolimator memiliki beberapa komponen yaitu lampu kolimator, plat
timbal pembentuk lapangan, meteran untuk mengukur jarak dari fokus ke detektor
atau ke film, tombol untuk menghidupkan lampu kolimasi, dan filter Aluminium
(Al) dan/atau tembaga (Cu) sebagai filter tambahan.

Gambar
9 Contoh Kolimator
4. Filter
Filter sebagai penyaring berkas sinar-X yang mempunyai
panjang gelombang pendek. Dimana jenis panjang gelombang tersebut dapat
mengakibatkan kanker kulit.
5. Stator
Berfungsi sebagai alat untuk memutar anoda. Rotor atau stator ini hanya
terdapat pada tabung sinar x yang menggunakan anoda putar.
6. Oli
dialase
Oli dialase yang berfungsi sebagai bahan isolasi tegangan
tinggi dan juga sebagai pendingin tabung rontgen.
d. Patient
Table
1. Meja
Sebagai tempat pasien
melakukan pemeriksaan.

Gambar 10. Meja Pasien
2. Motor
sliding/Teltling
Sebagai control gerakan
meja pasien dalam posisi sliding atau tiltling.
3. Bucky
kaset
Tempat menaruh kaset

Gambar 11. Bucky Stand
4. Grid
Untuk menahan radiasi
hambur agar kualitas gambar yang dihasilkan makin bagus.
5. Spot
film device
Untuk merekan gambar
saat dilakukan kegiatan fluoroskopi.

Gambar 12. Spot Film Device
IV.
Delta Star
Pada
motor dengan hubung star, tegangan phasa (salah satu belitan motor) lebih kecil
dari tegangan line sumber, sedangkan pada hubungan delta, tegangan phasa sama
dengan tegangan line sumber. Merujuk pada perlakuan arus dan tegangan pada
jaringan distribusi dan transmisi, dimana alasan utama penerapan tegangan
tinggi adalah untuk mengurangi besar arus yang mengalir pada jaringan tersebut.
Yang berarti hubungan antara tegangan dan arus saling bertolak belakang.
Berikut adalah gambar rangkaian hubung star (Y) serta
diagram phasor tegangannya :
(a) Hubung Star pada rangkaian
listrik
(b) Diagram Phasor tegangan
Pada gambar di atas,
tegangan EAB, EBC dan ECA merupakan
tegangan line dimana :
EAB = EAN +
ENB = EAN - EBN
EBC = EBN +
ENC = EBN – ECN
ECA = ECN +
ENA = ECN – EAN
Gambar b memperlihatkan
diagram phasor di mana dapat dilihat bahwa tegangan phase EAN,
EBN danECN memiliki magnitude yang sama namun
terpisah satu sama lain sebesar 120º. Tegangan lineEAB merupakan
penjumlahan dari vector EAN dan EBN begitupun
dengan tegangan line EBC dan ECA dan juga
terpisah 120º satu dengan yang lainnya.
EAB = EBC = ECA =
2 EAN cos 30º
Sedangkan arus yang mengalir
dapat dihitung dengan persamaan :
IA =
IB = IC = Iph(Ia, Ib,
Ic) (magnitude)
Dari persamaan di atas, dapat
dilihat bahwa arus yang mengalir pada belitan motor (Ia) sama dengan
arus yang masuk (IA). dan diagram phasornya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Mari kita bandingkan dengan
hubungan arus dan tegangan pada rangkaian listrik hubung delta seperti gambar
berikut :
(a) Hubung Delta pada
rangkaian
listrik
(b) Phasor arus dan
tegangan
Tegangan phase a (belitan a) =
tegangan line = VCA
Sementara arus
dalam rangkaian dapat dihitung dengan persamaan :
dan arus line (IA,IB,IC) bisa
diperoleh dengan menerapkan hukum Kirchhoff's
IA = Iab – Ica
IB = Ibc - Iab
IC = Ica - Ibc
Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa magnitude arus yang mengalir pada line (IA) adalah √3kali magnitude arus phasa Iph. berikut perbandingan arus line yang mengalir pada kedua metode hubung di atas :
Dalam transformasi dari rangkaian star ke delta
(atau sebaliknya) maka nilai Z adalah :Zdelta sama dengan 3
kali Zstar, dan Zstar sama dengan Zdelta dibagi
3. Jadi, kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa metode starter
star-delta dapat mengurangi konsumsi arus yang dibutuhkan oleh motor untuk
starting.
5.
Daftar pustaka
ü http://risdaswee.blogspot.com/2013/05/apa-itu-radiologi.html
6.
Lampiran

Comments